Rendahnya kesadaran gizi dalam masyarakat Indramayu, tidak lepas dari masalah kemiskinan yang juga mendera wilayah itu. Untuk itu diperlukan kesadaran untuk mengatasi masalah gizi tersebut.
Peran serta dari pemerintah mutlak diperlukan untuk memberikan kesadaran terhadap keluarga miskin akan pentingnya gizi bagi anak-anak mereka. Melalui peran serta dari pemerintah dan didukung dengan partisipasi dari masyarakat, Yance Irianto Bupati Indramayu 2000-2010 menggulirkan program pemberian makanan tambahan (PMT) yang difokuskan kepada anak-anak melalui posyandu di seluruh KabUpaten Indramayu. Pemberian makanan tambahan dan vitamin dilakukan di 2.207 Posyandu dan 313 desa. Kang Yance menggelontorkan dana dari APBD dalam pemberian makanan tambahan (PMT).
Untuk meningkatkan kualitas makanan tambahan bagi balita, Yance juga mengalokasikan dana sebesar Rp. 15.000 setiap Posyandu setiap bulannya dari Yayasan Gempur Gakin. Untuk meningkatkan gizi masyarakat juga dilakukan pelatihan kepada tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas, bidan desa, kader Posyandu, seluruh keluarga dalam wilayah Posyandu, ketua tim penggerak PKK dan LS/LKP kabupaten. Mereka ini diharapkan bisa menjadi ujung tombak untuk memasyarakatkan sadar gizi di masyarakat.
Tujuan, dan Tata Laksana Pemberian Makanan Tambahan-Pemulihan (PMT-P) Pemberian Makanan Tambahan adalah program intervensi bagi balita yang menderita kurang gizi dimana tujuannya adalah untuk meningkatkan status gizi anak serta untuk mencukupi kebutuhan zat gizi anak agar tercapainya status gizi dan kondisi gizi yang baik sesuai dengan umur anak tersebut. Sedangkan pengertian makanan untuk pemulihan gizi adalah makanan padat energi yang diperkaya dengan vitamin dan mineral, diberikan kepada balita gizi buruk selama masa pemulihan (Kemenkes RI, 2011).
Menurut Persagi (2009), pemberian tambahan makanan di samping makanan yang dimakan sehari – hari dengan tujuan memulihkan keadaan gizi dan kesehatan. PMT dapat berupa makanan lokal atau makanan pabrik. Program Makanan Tambahan Pemulihan (PMT– P) diberikan kepada anak gizi buruk dan gizi kurang yang jumlah harinya tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan status gizi anak. Ibu yang memiliki anak di bawah lima tahun yang menderita gizi kurang / gizi buruk diberikan satu paket PMT Pemulihan. Makanan tambahan adalah formula yang diberikan kepada anak mulai usia 6 bulan ke atas yang mempunyai sifat tidak memberatkan fungsi pencernaan serta memiliki zat – zat gizi yang disesuaikan dengan kebutuhan anak untuk pertumbuhan dan kesehatan yang optimal.
Asupan makanan yang tidak sesuai akan menyebabkan gangguan gizi, baik itu kekurangan maupun kelebihan gizi. Makanan tambahan harus mengandung zat gizi makro dan protein, lemak, vitamin dan mineral untuk menunjang pertumbuhan da perkembangan secara fisik, kognitif maupun emosiaonal balita. Menurut Gibson et al (1998), Complementary foods atau makanan tambahan yang diberikan pada anak khususunya di negara yang sedang berkembang menurut sebaiknya harus di fortifikasi dengan micro nutrient terutama zat besi, kalsium dan zinc. Penatalaksanaan diet atau realementasi merupakan salah satu cara penanggulangan bagi balita gizi buruk yang selama ini telah dilakukan oleh Pemerintah dengan Pemberian Makanan Tambahan – Pemulihan (PMT-P) selama 3 sampai 4 bulan atau 90 sampai 120 hari. Salah satu sasaran PMT Pemulihan adalah bayi umur 6- 12 bulan dan anak balita umur dibawah dua tahun (baduta) dari keluarga miskin. Namun dalam pelaksanaannya PMT Pemulihan diberikan juga kepada balita gizi kurang dan atau buruk dari keluarga miskin. Secara umum pemberian makanan tambahan bertujuan untuk memperbaiki keadaan gizi pada anak golongan rawan gizi yang menderita kurang gizi, dan diberikan dengan kriteria anak balita yang tiga kali berturut-turut tidak naik timbangannya serta yang berat badannya pada KMS terletak dibawah garis merah.
Pemberian makanan tambahan juga memiliki tujuan untuk menambah energi dan zat gizi esensial. Sedangkan tujuan pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan pada bayi dan balita gizi buruk, antara untuk memberikan makanan tinggi energi, tinggi protein, dan cukup vitamin mineral secara bertahap, guna mencapai status gizi yang optimal. Bahan makanan yang digunakan dalam PMT hendaknya bahan-bahan yang ada atau dapat dihasilkan setempat, sehingga kemungkinan kelestarian program lebih besar. Diutamakan bahan makanan sumbar kalori dan protein tanpa mengesampingkan sumber zat gizi lain seperti: padi-padian, umbi-umbian, kacang-kacangan, ikan, sayuran hijau, atau kelapa dan hasil olahannya. Pemberian Makanan Tambahan menururt WHO (2004) dalam Complementary Feeding adalah memberi makanan lain selain ASI, dimana makanan lain ini disebut dengan makanan tambahan. Selama periode pemberian makanan tambahan, seorang anak perlahan-lahan akan terbiasa memakan makanan keluarga. Bayi dan balita yang sudah sampai dalam keadaan gizi buruk dengan kelainan klinis akan mengalami kematian jika tidak segera dipulihkan.
Demikian juga bayi dan balita dengan statu gizi buruk dan kurang, jika tidak ditangani segera dengan memberikan makanan tambahan maka bayi dan balita tersebut akan semakin menurun status gizinya. Menurut The American Red Cross (2001), dalam keadaan darurat bagi balita yang mengalami kekurangan gizi dengan kiteria = 20% atau 10-19% segera diberi makanan tambahan atau ditangani secara khusus melalui Therapeutic Feeding Programe (TFP).
Tata laksana penyelenggaraan PMT- Pemulihan Menurut Depkes RI (2008) bahwa sasaran PMT pemulihan adalah Anak BGM, 2T yang tidak perlu dirawat, anak gizi buruk pasca perawatan dan yang tidak mau dirawat yang status Gizi BB/TB ≥ – 3 SD s/d. Kemenkes RI. Panduan Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang. Depkes RI, 2008. Pedoman Respon Cepat Penanggulangan Gizi Buruk; Depkes RI. Pedoman penanngulangan energi protein (KEP) dan petunjuk pelaksanaan PMT pada balita; Depkes RI.
2003.Buku bagan tata laksana anak gizi buruk buku I; Depkes RI. Petunjuk teknis tata laksana anak gizi buruk buku II. Gibson,et al. Complementary foods for infant feeding in developing countries: their nutrient adequacy and improvement. European Journal of Clinical Nutrition. WHO. Pemberian makanan tambahan (makanan untuk anak menyusui).
Pengertian Posyandu
Incoming Search Terms:.
Avr microcontroller and embedded systems. Evil Mad Scientist Laboratories. In what follows we discuss a minimal setup for serial communication with AVR. Serial communication with AVR microcontrollers. Serial communication through AVR Microcontroller (Atmega16) USART. Basic Tutorial to understand the serial communication in AVR.
KOMPAS.com - Pos Pelayanan Terpadu atau Posyandu selama ini hanya akrab di telinga jika musim imunisasi tiba. Kegiatan yang dilaksanakan di Posyandu juga biasanya hanya terbatas pada penimbangan badan anak serta pemberian makanan tambahan. Padahal, posyandu bisa menjadi ujung tombak pengentasan persoalan gizi dan peningkatan kesehatan anak karena posyandu mampu menyentuh sampai tingkat desa, bahkan rukun warga (RW).
Namun, dalam beberapa tahun terakhir posyandu seperti mati suri. 'Revitalisasi Posyandu sudah dilakukan sejak tahun 1999.
Acronis true image home 2009 user guide. Tetapi apakah ada bukti keberhasilannya? Dengan kondisi yang serba terbatas dan anggaran yang cuma Rp 800.000 per tahun kualitas posyandu pun serba seadanya,' papar Ali Khomsan, Guru Besar dari Departemen Ilmu Pangan Institut Pertanian Bogor di sela acara peresmian Gebyar Posyandu Peduli TAT 2012 di Bekasi, Jawa Barat. Upaya peningkatan peran posyandu, antara lain diinisiasi oleh PT. Asrock g31m-s service manual.
Nestle Indonesia melalui program Posyandu Peduli Tumbuh-Aktif-Tanggap sejak tahun 2008. Bekerja sama dengan para pakar di bidang gizi dan juga perkembangan psikososial anak, dibuatlah pedoman bagi para kader posyandu sebagai bekal pemantauan tumbuh kembang anak. 'Informasi tentang gizi penting untuk ditingkatkan. Melalui program pelatihan kader diharapkan para kader akan lebih percaya diri dalam memberikan konseling mengenai gizi kepada para ibu,' paparnya. Menurut Pritha, marketing manager Growing Up Milk PT. Nestle Indonesia, dalam program posyandu TAT ini, masyarakat yang datang ke posyandu tidak sekedar melakukan timbang badan saja tetapi juga akan diberikan pemantauan tumbuh kembang. 'Selain ditimbang berat badan, juga diukur tinggi badan dan lingkar kepalanya.
Kemampuan kognitif dan psikososial anak juga akan dipantau apakah sudah sesuai dengan milestone tumbuh kembangnya,' paparnya. Berbekal ikhlas Peran Posyandu dalam pengentasan gizi, menurut Ali Khomsan, sangatlah vital. 'Pada tahun 1994 kita berhasil bebas dari kekurangan vitamin A pada balita berkat Posyandu,' paparnya.
Meski demikian, ternyata di banyak daerah Posyandu belum dianggap penting oleh birokrat. 'Kesadaran para birokrat di daerah terhadap gizi masih kurang. Salah satu indikasinya adalah anggaran untuk program pemberian makanan tambahan bagi anak sekolah dihapuskan,' paparnya.
Penghasilan Tambahan
Selain itu Posyandu sendiri juga kekurangan kader. Susilawati Subekti, salah satu ketua PKK Pusat, mengatakan bahwa kader posyandu adalah orang-orang yang berbekal ikhlas. 'Meski tidak digaji mereka rela berkiprah menjadi kader,' paparnya dalam kesempatan yang sama. Program Posyandu Peduli TAT sendiri diharapkan juga akan meningkatkan kunjungan masyarakat ke Posyandu. Menurut data kunjungan Posyandu, dalam sebulan rata-rata hanya 60 persen dari jumlah seluruh balita yang rutin datang ke posyandu. Alasannya bermacam-macam, ada yang karena ibunya bekerja, rumahnya jauh, atau hanya karena malas antre. Padahal, seandainya mereka rutin membawa anaknya ke posyandu pemahaman dan pengetahuan tentang tumbuh kembang anak bisa ditingkatkan.
Program Pemberian Makanan Tambahan Anak Sekolah
'Saat ini, WHO menyoroti pentingnya gizi dan stimulasi dalam 1.000 hari pertama usia anak. Karena kerusakan otak yang terjadi di usia ini tidak bisa diperbaiki. Melalui posyandu, kita bisa meningkatkan kualitas generasi mendatang,' pungkasnya.